Partai Demokrat Peringati Nuzulul Qur’an 1442 Hijriyah

oleh -103 views

Jakarta (AD) – Memang ada beragam tafsir ulama tentang teknis pewahyuan awal Al-Qur’an ini, tapi terlepas dari semua itu, momentum Nuzulul Qur’an ini harus menjadi pengingat bagi kita semua, khususnya umat islam untuk kembali mempelajari dan menjadikan nilai-nilai dalam Al-Qur’an sebagai rujukan dalam sikap, perilaku, dan pola pikir dalam keseharian baik dalam kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hal tersebut disampaikan Ketum AHY saat membuka acara peringatan Nuzulul Quran 1442 Hijriyah melalui aplikasi zoom meeting, yang digelar Departemen 8 Bidang Agama dan Sosial DPP Partai Demokrat, Kamis (29/4) malam.

Peringatan Nuzulul Quran kali ini mengambil tema “Membumikan Al-Quran, Membangun Peradaban”. Di malam 17 Ramadhan ini, Ketum AHY juga menjelaskan makna dari tema acara Nuzulul Quran tersebut.

“Tema Membumikan Al-Qur’an dan Membangun Peradaban,” AHY menyampaikan mungkin membuat sebagian dari kita bertanya-tanya apakah kemudian maknanya Al-Qur’an masih melangit sehingga perlu di bumikan? Dalam konteks ini, tentunya merujuk pada pendapat para ulama, Kyai dan semua tokoh-tokoh Islam selama ini, dalam pengertian hakiki nya, Al-Qur’an sebenarnya telah membumi ketika Allah SWT menurunkan Ayat Al-Qur’an yang terakhir kepada Rasullulah SAW.

Maka yang dimaksud dengan membumikan Al-Qur’an kata AHY sebenarnya adalah makna metaforis bukan makna yang hakiki. Dalam makna metaforisnya istilah membumikan Al-Qur’an mengisyaratkan masih jauhnya kehidupan kita sehari-hari dari substansi Al-Qur’an itu sendiri.

Karena itu, lanjut AHY, upaya membumikan Al-Qur’an dalam konteks ini adalah ikhtiar besar bagi kita semua untuk mewujudkan yang jauh tadi menjadi lebih dekat. “Ini agar perilaku kita senantiasa mencerminkan perilaku yang Qur’ani, yakni menjadi pribadi yang berintegritas dan menjaga nilai-nilai moral, etika khususnya ketakwaan Hablum Minallah, serta bersikap toleran, menghormati perbedaan, peduli kepada kaum duafa, yatim piatu, fakir miskin, dan mereka yang tertindas di bumi kita ini,” ujarnya AHY.

Lanjutnya, Untuk mewujudkan itu maka dibutuhkan cara pandang keislaman yang utuh, yang moderat dan yang progresif. Karakter ini tentu sangat sesuai dengan karakter Partai Demokrat, Partai Nasionalis Religius yang berpola pikir moderat. Hal ini juga sering saya sampaikan saat bersilaturahim dengan para Kyai di Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan juga ormas-ormas Islam lainnya, bahwa Partai Demokrat senantiasa mendukung upaya-upaya untuk menguatkan karakter Islam moderat tadi, untuk membangun peradaban Indonesia, yang semakin aman dan damai, semakin adil dan sejahtera, dan maju mendunia. Mudah-mudahan ini bisa kita wujudkan bersama-sama,” tutup Ketum AHY.

Dalam acara tersebut diikuti oleh pengurus dan kader Partai Demokrat dari seluruh Tanah Air, ini diawali dengan pembacaan QS. Al Alaq: 1-5 dan QS Al Qadr oleh Qadarasmadi Rasyid yang merupakan juara Internasional MTQ pada tahun 2019-2020 di Kuwait.

Dan selanjutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Departemen 8 Bidang Agama dan Sosial DPP Partai Demokrat Munawar Fuad Noeh, serta ceramah dari Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. KH. Muhammad Said, MA.

Turut hadir dalam acara antara lain, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Bendahara Umum Partai Demokrat Renville Antonio, para jajaran pengurus DPP, para Anggota Fraksi Partai Demokrat, Perwakilan DPD dan DPC serta kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia. (Rls/SF).