Katahati Institute Ingatkan Pengguna Medsos

oleh -215 views

Banda Aceh (AD)- Penggunaan Media sosial seharusnya dimanfaatkan pada hal hal yang baik dan informatif. Namun, tidak semua sepaham dengan itu, ada sebagian netizen menyebarkan informasi mengandung unsur negatif.

Pemerintah bersama lembaga masyarakat sipil terus berupaya untuk mengurangi penyebaran hoax dengan berbagai cara, seperti membuat regulasi dan aturan lainnya.

Dalam diskusi yang dilaksanakan Katahati Institute dan Aliansi Jurnalis Indonesia Banda Aceh, Sabtu 25 April 2020, bertajuk “Antisipasi Hoax Saat Pandemi” menghadirkan narasumber Hotli Simanjuntak, ahli hoax dan satu-satunya bersertifikat hoax dan busting and digital higiene dari Google dan dipandu oleh Misdarul Ihsan, Ketua AJI Banda Aceh. Acara yang berlangsung mulai jam 10.00 Wib hingga jam 12.00 Wib itu, dihadiri dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, pemuda dan penggiat LSM.

BACA..  Wakapolda Aceh: Al-Qur'an sebagai Panduan Ibadah dan Pedoman Hidup

Sebagai narasumber, Hotli dalam paparannya menjelaskan karakteristik media sosial memungkinkan setiap penggunanya tidak saja mengkonsumsi informasi, tetapi juga memproduksi informasi sekaligus mendistribusikan informasi tersebut.

“Karakteristik baru ini memungkinkan siapa saja yang aktif di media sosial dapat masuk dan terlibat menjadi konsumen, sekaligus produsen informasi,” jelasnya.

Bahkan, Hotli juga mengungkapkan terkait penyebaran ujaran kebencian dan hoax di media sosial, memungkinkan lebih cepat menjalar dan menyebar secara luas karena karakteristik media sosial yang spesifik.

BACA..  Wakapolda Aceh: Al-Qur'an sebagai Panduan Ibadah dan Pedoman Hidup

Selain itu, Hotli juga menyebutkan, bahwa pengguna media sosial dalam membagikan informasi terkait dengan kondisi terkini Perkembangan Covid-19 harus selektif dan bijak.

“Banyak media abal-abal memposting informasi terkait dengan informasi perkembangan Covid -19 tanpa adanya referensi yang jelas, kondisi ini dapat meresahkan warga,” katanya.

Hotli bahkan menawarkan solusi untuk mengantisipasi penyebaran informasi hoax, seperti melihat sumber media terpercaya, membaca berita sampai habis sebelum Memposting.

BACA..  Wakapolda Aceh: Al-Qur'an sebagai Panduan Ibadah dan Pedoman Hidup

“Informasi mengandung hoax berawal dari judul, tanpa membaca isi, sehingga pengguna media sosial langsung memposting, sehingga terjadi informasi yang negatif,” ujarnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Raihal Fajri, selaku direktur Katahati institute juga mengatakan, bahwa informasi hoax yg beredar saat pandemi ini membuat gangguan Psikologi terhadap warga dan sadar atau tidak ini akan berpengaruh pada daya tahan tubuh kita.

“Kondisi ini harus kita sikapi dengan baik, jangan asal memposting berita tanpa memperhatikan keakuratan sumber berita dan kebenarannya,” jelas Raihal. (AF/R)