Eks Kombatan GAM Tolak Hasil Muswil DPW – Partai Aceh

oleh -430 views

Bireuen, (AD) – Para Kombatan dan Simpatisan Partai Aceh (PA) Kabupaten Bireuen, menolak dengan tegas hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) Partai Aceh, yang memilih secara aklamasi Tgk Darwis Djeunib sebagai ketua umum yang dilaksanakan di Hotel Bireuen Jaya, Minggu (27/10).

Sejumlah kombatan GAM dan simpatisan Partai Aceh (PA) dalam Konferensi pers di Coffee Break, Bireuen, beberapa saat, usai muswil, menyatakan menolak hasil Muswil DPW Partai Aceh, mengingat tidak sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan diduga penuh dengan rekayasa. Artinya pelaksanaan Muswil tersebut yang diduga menyimpang dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai Aceh. Hal itu ditegaskan eks Kombatan GAM yang juga mantan Panglima Muda daerah III Wilayah Batee Iliek, Sufri Daud alias Boing yang pertemuan dengan insan pers di Bireuen.

Dalam acara penolakan tersebut dihadiri Wakil Ketua Komando Pusat Partai Aceh, Adly Tjalok yang juga mantan anggota DPRA periode sebelumnya.

Sementara itu menurut Boing, syarat yang ia nilai tidak terpenuhi pada Muswil DPW PA Bireuen, memgingat tidak adanya Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus partai Aceh periode sebelumnya, dan sangatlah tidak mungkin, jika sampai mencalonkan atau dicalonkan sebagai ketua umum PA, jika tidak diselesaikan dulu masalah pertanggunjawabnya.

“Ini merupakan Muswil partai besar di Aceh, bukannya partai kecil, jadi seharusnya persiapannya harus matang,” tuding Boing.

Selain itu, sebutnya, panitia Muswil seperti tidak membuka pendaftaran calon ketua umum, yang menyebabkan tertutupnya peluang bagi kader lain untuk mencalonkan diri serbagai ketua umum. Selain itu, muswil tersebut tekesan tertutup, yang terbukti banyak eks kombatan yang juga kader dan juga pendiri partai, malah tidak mendapatkan undangan Muswil, ujar Boing.

Dikatakan, jika keadaan seperti ini terus berlanjut, mustahil PA akan maju. Seharusnya, Tgk Darwis Jeunieb merangkul semua eks kombatan GAM. Sebab, PA bukan partai beliau sendiri. PA adalah partai masyarakat Aceh.

“Kami tidak keberatan jika Tgk Darwis Djinieb memang tepilih sebagai ketua umum, namun harus ditempuh sesuai aturan yang berlaku di partai, salah satunya, buat laporan pertanggung jawaban. Ini malah, tidak dilakukan di muswil tersebut,” ujarnya.

Mantan anggota DPRA Adly Tjalok dan juga wakil ketua komando pusat dalam acara konferensi pers itu juga mengatakan selama Ia aktif di Partai Aceh Bireuen belum pernah ada laporan pertanggungjawaban keuangan partai.”Setidaknya, 13 Tahun PA Bireuen berdiri, sampai saat ini tidak ada pertanggung jawaban.

Adly menambahkan, seakan akan Partai Aceh di Bireuen milik pribadinya, Padahal, Partai Aceh adalah partai perjuangan yang lahir dari nyawa dan darah para syuhada saya merasa kecewa, kalau begini diperlakukan oleh pimpinan Partai Aceh Bireuen, yang seharusnya, PA terbuka bagi semua kalangan, kesal Adly Tjalok.

Selain itu, para eks kombatan GAM itu juga meminta kepada Panitia Muswil dan Darwis Jeunieb, untuk sama-sama mengedepankan prinsip musyawarah serta merangkul semua kalangan untuk memperkuat kembali Partai Aceh. Bukan malah memper lemahnya, ujarnya Adly lagi.

“Coba bandingkan, perolehan kursi DPRK Bireuen dan DPRA yang semakin menurun perolehan kursinya serta dalam Pilkada Bireuen beberapa lalu, yang mengalami kegagalan, itu semua karena ada yang memperlemah, jika keadaannya begini terus, PA bakal terseok,” tandas Adly Tjalok.

Sedangkan Ketua Panitia DPW PA Kabupaten Bireuen, H Khalili, SH menampik jika muswil yang dilaksanakan itu, diluar mekanisme yang berlaku di PA. Ia mneybutkan,jika boing dkk yang tidak mengerti mekanisme yang berlaku di Partai Aceh. “Apa yang kita laksanakan, sudah sesuai dengan AD/ART PA,” jelasnya Khalili.

Lanjutnya, menyangkut undangan Boing dkk yang mengklaim sebagai eks kombatan GAM tidak diundang dalam Muswil tersebut, ditanggapi Khalili, SH dengan mengatakan, jika eks kombatan GAM itu banyak sekali, enggak mungkin bisa diundang dalam muswil tersebut.”Memangnya siapa Boing dkk, apa punya hak suara dalam muswil tersebut, sedangkan posisi yang diringgalkan dia (Panglima Muda Daerah III Wilayah Batee Iliek-red) telah diisi orang lain, jadi tidak Boing dkk tidak punya peran apa-apa lagi,” tanggap H Khalili, SH.

Sedangkan yang punya hak untuk mengikuti muswil, rinci khalili, yang antara lain, DPC PA, DPS PA, Tuha Peut DPA PA serta anggota dewan terpilih, baik DPRK maupun DPRA.”Jika enggak punya kedudukan apa dalam struktur PA, tentu tidak ada kewajiban panitia untuk mengundangnya,”sebut abah Khalili sapaan akrab.

Menyangkut figur Adly Tjalok, jika yang bersangkutan ada distruktur sebagai Wakil Ketua Komando Pusat, yang dalam hal ini, telah dihadiri langsung dalam muswil, yaitu Aiyub Abbas, Tuha Peut DPA PA, yang juga Bupati Pidie Jaya.”Hanya yang punya mandat yang bisa mengikuti muswil,” tuturnya Abah Khalili.

Menyinggung tentang tidak adanya pertanggunganjawab dalam muswil tersebut, ungkap Khalili, jika Boing dkk, tidak mengerti mekanisme yang berlaku di PA. Karena masalah pertanggunganjawaban itu sudah diselesaikan sebelumnya atau pun sebelum musyawarah wilayah. “Saya sebagai Ketua pelaksana, hanya menjalankan tugas yang diberikan PA pusat, untuk pemilihan dan penetapan ketua terpilih, dan hasilnya sudah saya serahkan ke pusat,” ucap Khalili.

Jika ada pihak yang tidak puas, pihaknya memberi kesempatan untuk mengajukan gugatan menyusul terpilihnya Tgk Darwis Djeunieb sebagai ketua umum PA. Jika memang semua yang kami lakukan ini diluar jalur, tidak mugkin PA mendapatkan fasilitas dari pemerintah,” tambahnya.

Menyangkut terpilihnya Tgk Darwis Djeunieb sebagai ketua menyusul dukungan dari seluruh peserta sehingga akhirnya ditetapkan sebagai Ketua Umum yang waktu dekat akan menyusun pengurus lengkap DPW PA Kabupaten BIreuen. “Waktu pelantikan nanti, pasti kita undang semuanya,” tandas H,Khalili, SH. (Maimun Mirdaz).