Banda Aceh (AD)– Refan kumbara, pegiat Sosial Media atau Selebgram asal Aceh Selatan mengaku sangat kecewa dengan sikap Rumah Sakit Umum Daerah dr Yuliddin Away (RSUDYA) Tapak Tuan yang langsung memvonis pasien meninggal karena Covid -19. Vonis itu membuat Refan Kumbara bersuara, Pasien divonis Covid-19, padahal tes Swab terhadap pasien tidak dilakukan.
“Pasien yang di vonis Covid -19 oleh RSUDYA tersebut, adalah Ibu R asal Kecamatan Sawang. Beliau dimakamkan secara protokol kesehatan, sehingga pihak keluarga tidak ikut berperan secara langsung ketika Almarhumah R di makamkan,” ungkap Refan Kumbara kepada media ini, Senin 17 Agustus 2020.
“Berdasarkan hal tersebut, Refan meminta Bupati Aceh Selatan mencopot Direktur RUSDYA Tapak Tuan dikarenakan telah memfitnah saudari R terinfeksi Covid -19,” pintanya dengan tegas.
Keluarga Alamarhumah R, Rahmat Taisir selaku anak semata wayang juga meminta pihak Kepolisian dan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, mengusut tuntas kasus ini.
Menurut penjelasan Taisir, ibunya sudah ada riwayat penyakit jantung. Selain jantung, juga menderita penyakit lambung dan sesak nafas. Beliau sakit sudah 15 atau 20 tahun, “Kambuh dan sembuh lagi.”
Kemarin, sebelum ibu dirawat di RSUDYA Tapak Tuan, kami merawatnya di rumah selama delapan malam. Kemudian, kami bawa ke Puskesmas Meukek dan dirawat selama dua malam.
“Pada saat itu, pihak Puskesmas mengaku tidak mampu menangani pasien karena kekurangan alat medis. Pihak keluarga selanjutnya meminta segera merujuk ibu ke RSUDYA Tapak Tuan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” ujar Taisir.
Sesampainya di RSUDYA Tapak Tuan, kata Taisir, ibu dirawat di UGD, di cek darah dan di rontsen. Tidak ada di tes Swab sama sekali. “Jadi, jika ada yang bilang ibu ada di tes Swab, itu adalah penipuan, karena ibu saya tidak di tes Swab,” tegas anak Almarhumah.
Dari UGD, ibu langsung dipindahkan ke ruang isolasi Covid -19 tanpa mengkomfirmasi bahwa ibu saya diduga Covid -19.
Selama diruang isolasi, Taisir yang merawat ibunya dengan pakaian biasa, tanpa APD (Alat Pelindung Diri), perawat diruang tersebut tidak menyarankan dirinya menggunakan atau memakai APD.
“Saya tidak pakai APD, perawat hanya bilang, nanti jangan bilang sama orang luar, kalau kamu bisa merawat ibu mu, itu saja,” ungkap Taisir.
Sekarang ibu saya sudah meninggal, mereka memandikan dan memakamkan ibunya secara protokol kesehatan, seperti lazimnya pasien positif Covid -19. Katanya, ibu saya diduga, bukan positif covid -19.
“Keluarga Almarhumah meminta Kapolres Aceh Selatan dapat mengusut tuntas hal ini. Supaya kedepannya tidak ada lagi keluarga yang dizalimi oleh pihak rumah sakit tersebut, seperti apa yang kami rasakan,” demikian tutup Taisir.